Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu menjelaskan pengertian dan tujuan dari troubleshooting perangkat elektronika.
Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan umum pada perangkat elektronika melalui gejala yang muncul.
Peserta didik mampu menggunakan alat ukur (seperti multimeter) secara tepat untuk memeriksa kondisi komponen elektronika.
Peserta didik mampu menganalisis penyebab kerusakan berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran.
Peserta didik mampu melakukan tindakan troubleshooting dengan langkah yang sistematis dan aman.
Uraian Materi :
Troubleshooting adalah proses sistematis untuk mencari, menemukan, dan memperbaiki kerusakan atau gangguan pada perangkat elektronika agar kembali berfungsi dengan normal.
Tujuan troubleshooting
Mengidentifikasi gejala kerusakan perangkat elektronika
Menemukan penyebab kerusakan.
Memperbaiki atau mengganti komponen yang rusak.
Mengembalikan fungsi perangkat seperti semula.
Langkah-langkah troubleshooting
Identifikasi Masalah - Amati gejala kerusakan seperti tidak menyala, suara hilang, tampilan error, dsb.
Cek Sumber Daya - Pastikan sumber tegangan atau baterai berfungsi baik.
Pemeriksaan Visual - Periksa fisik komponen: terbakar, retak, korosi, solder retak, dll.
Pengukuran Komponen - Gunakan multimeter untuk cek resistor, transistor, IC, kapasitor, dll.
Analisa Jalur Rangkaian - Ikuti jalur PCB dari input ke output untuk menemukan bagian yang tidak bekerja.
Ganti Komponen Rusak - Ganti komponen yang rusak dengan yang baru dan sesuai spesifikasi.
Uji Coba & Verifikasi - Nyalakan kembali perangkat dan amati apakah berfungsi normal.
Metode Dasar Troubleshoting
Ketika sebuah perangkat elektronika misalnya amplifier tidak bekerja normal maka berarti ada sesuatu yang tidak normal. Apanya tidak normal? Ya pasti perangkatnya dan bukan teknisinya. Secara logis urutan berikut ini bisa anda gunakan untuk melakukan pemeriksaan kerusakan.
Peralatan mati total
Jika peralatan mati total berarti berarti tidak ada sumber daya. Berarti yang harus diperiksa adalah;
Apakah listrik nyala di rumah anda?
Jika listrik nyala silahkan periksa sambungan listrik ke perangkat elektronika. Periksa tegangan jika diperlukan.
Jika point no b. di atas tidak ada masalah selanjutnya periksa apakah perangkat menggunakan sekering pemutus atau tidak. Jika ada ukur apakah masih berfungsi atau putus. Jika alat ini putus maka perangkat mati total.
Jika point no c. diatas tidak masalah maka selanjutnya periksa rangkaian power supply.
Peralatan hidup tetapi tidak berfungsi
Jika peralatan hidup tetapi tidak berfungsi maka kesimpulan pertama adalah ada power supply yang masuk. Lakukan langkah dasar berikut ini;
Membersihkan debu
Debu yang mengambang di udara adalah pembunuh utama dari sebuah perangkat elektronika, bersihkan secara teliti ke daerah-daerah yang dicurigai. Setelah itu tes lagi. Jika debu telah dibersihkan, dan masalah masih ada, hal itu menunjukkan bahwa ada masalah pada perangkat keras yang rusak.
Lihat, dengar, mencium, dan sentuh
"Lihat" seputar PCB perangkat, soket apakah miring, resistensi, pin kapasitansi, apakah ada tanda hangus, permukaan chip retak, permukaan PCB harus diamati. Perhatikan apakah ada benda asing jatuh diantara komponen dalam PCB (yang akan mengakibatkan sirkuit pendek), juga mungkin ada yang hangus atau rusak dan sebagainya.
Amati dengan teliti. Capasitor seperti gambar di atas kelihatannya baik tetapi sebenarnya sudah gembung dan tidak normal lagi.
"Sentuh" lakukan sentuhan halus untuk memastikan sebuah komponen apakah melekat dengan normal atau tidak. metode ini juga untuk mengamati apakah ada pendingin yang panasnya sudah berlebihan atau normal.
Menyentuh heatsink/pendingin seringkali dibutuhkan untuk merasakan apakah panasnya normal atau berlebihan.
Troubleshooting dengan menggunakan Diagram Schematics
Contoh kasus:
Sebuah power amplifier sederhana dengan daya keluaran 18 watt dalam keadaan rusak, tidak diketahui dimana letak kerusakannya. Petuunjuk utama adalah tidak ada suara yang keluar dari speaker. Skemanya adalah seperti di bawah ini;
Analisis Skema:
Power yang digunakan adalah pada tegangan 12 volt simetris dengan polaritas positif (+), negatif (-) dan nol (ground) dengan penyearah bridge BC50C10000.
Amplifier ini didukung oleh dua IC TDA2030 yang keduanya bertindak sebagai Power IC dan salah satunya berfungsi menerima line input.
Amplifier ini menggunakan tipe bridge dimana dua line menuju speaker disuply dari dua IC power artinya tidak ada line speaker yang terhubung ke ground
Menggunakan tipe tone control yang sangat sederhana yang diatur oleh hanya satu capacitor C1 dan resistor R5.
Resistansi line in dengan ground adalah 100K pada R3 artinya line ini memungkinkan input signal audio yang lumayan besar.
Penelusuran Kerusakan:
Karena perangkat ini tidak berfungsi maka yang pertama harus diperiksa adalah pada line input dan output trafo power. Jika tidak ada arus silahkan cek sekering F1 apakah berfungsi atau tidak.
Jika input-output trafo power baik selanjutnya tes tegangan keluaran positif (+) dari dioda B1 dan jika terdapat tegangan sebesar 12 volt maka berarti dioda normal, ada arus keluar.
Catatan: harap dimengerti bahwa jika dioda B1 ini mengalami sirkuit singkat maka akan merusak trafo power.
Selanjutnya silahkan periksa sekering F2 dan F3. Jika salah satunya putus maka sistem akan mati total.
Jika pada poin 3 di atas tidak ada masalah, silahkan periksa speaker dengan tes resistansi maupun tes dengar. Tes resistansi untuk mengeahui apakah memiliki resistansi yang sesuai dengan data yaitu mis 4 ohm. Cara lain adalah silahkan dekatkan telinga dengan speaker dan dengar apakah ada suara dengungan kecil. Jika ada suara berarti speaker baik.
Jika point 4 diatas yakin masih OK silahkan periksa kapasitor C4 220N apakah korslet atau tidak. Ini harus dilakukan mengingat kapasitor C4 ini disambung seri dengan resistor R7 dengan resistansi sangat rendah yaitu 1 ohm. Kapasitor C4 dan R7 menghubungkan kedua titik keluaran ke speaker. Jika C4 korslet maka resistansi signal audio yang masuk ke speaker drop dan mendekati titik nol.
Jika sampai point 5 masih OK kecurigaan selanjutnya adalah IC power amp. Cobalah dengan jari menyentuh pendingin IC1 dan IC2 jika tidak ada panas sama sekali maka berarti IC itu ada bagian yang putus didalamnya. Sebaliknya jika sangat panas atau berlebihan berarti mungkin ada korslet didalamnya.
Beberapa catatan:
Menurut pengalaman, pada perangkat audio seperti amplifier sangat jarang terjadi kerusakan pada penguat depan, yang sering terjadi adalah kerusakan pada penguat akhir dan pada rangkaian power supply
Contoh troubleshooting rangkaian elektronika rangkaian sederhana yang terdiri dari sumber daya listrik, resistor, dan LED. Namun, LED tidak menyala ketika rangkaian dihidupkan.
Prosedur penanganan troubleshooting rangkaian elektronika rangkaian sederhana yang terdiri dari sumber daya listrik, resistor, dan LED. Namun, LED tidak menyala ketika rangkaian dihidupkan.
Periksa sumber daya listrik: Pertama-tama, pastikan bahwa sumber daya listrik yang digunakan dalam rangkaian berfungsi dengan baik. Cek apakah sumber daya listrik memiliki tegangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rangkaian.
Periksa koneksi: Periksa koneksi antara resistor dan LED. Pastikan koneksi tersebut bersih, kencang, dan tidak longgar. Cek komponen:
Periksa resistor dan LED untuk memastikan bahwa kedua komponen berfungsi dengan baik. Jika resistor atau LED rusak atau cacat, ganti dengan yang baru. Cek polaritas LED: LED memerlukan polaritas yang benar untuk berfungsi.
Pastikan bahwa LED dihubungkan dengan polaritas yang benar dalam rangkaian.
Periksa kompatibilitas: Periksa bahwa resistor dan LED yang Anda gunakan cocok satu sama lain.
Pastikan bahwa resistor memiliki nilai resistansi yang cukup untuk mengontrol arus listrik yang mengalir melalui LED.
Troubleshooting rangkaian LED tidak menyala ketika rangkaian dihidupkan.
Berikut adalah contoh langkah-langkah untuk menguji rangkaian tersebut:
Uji Fungsi: Pastikan bahwa rangkaian dapat melakukan fungsi yang diharapkan. Misalnya, jika rangkaian tersebut dirancang untuk menghasilkan suara, periksa apakah suara keluar dengan jelas dan sesuai.
Ukur Tegangan dan Arus: Gunakan alat ukur seperti multimeter untuk mengukur tegangan dan arus yang ada dalam rangkaian. Periksa apakah tegangan dan arus sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan desain rangkaian.
Uji Keandalan: Jalankan rangkaian dalam jangka waktu yang cukup lama untuk memastikan keandalannya. Perhatikan apakah rangkaian tetap berfungsi dengan baik selama pengujian jangka panjang.
Uji pada Berbagai Kondisi: Jika rangkaian tersebut dirancang untuk bekerja dalam berbagai kondisi atau lingkungan, uji rangkaian dalam kondisi tersebut. Misalnya, jika rangkaian digunakan di lingkungan dengan suhu ekstrem, uji rangkaian pada suhu tersebut untuk memastikan kehandalan dan kinerjanya.
Uji Beban: Jika rangkaian memiliki kemampuan untuk menangani beban atau daya yang lebih tinggi, uji rangkaian dengan memberikan beban atau daya yang sesuai untuk memastikan bahwa rangkaian dapat menanganinya tanpa masalah.
Verifikasi dengan Spesifikasi: Bandingkan hasil pengujian dengan spesifikasi yang ditetapkan untuk rangkaian tersebut. Pastikan bahwa hasil pengujian sesuai dengan spesifikasi dan batasan yang telah ditentukan sebelumnya.